Hari Pertama: Kecelakaan Koper dan Makanan Pedas
Minggu lalu, saya dan koper yang berantakan meluncur ke Bali, siap untuk petualangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tapi, siapa sangka, koper saya memutuskan untuk pergi sendiri! Saat koper terbuka di bandara, celana dalam saya terbuka pesta! Beruntungnya, makanan pedas Bali membantu mengalihkan perhatian dari situasi konyol ini.
Hari Kedua: Menyelamatkan Diri dari Ombak Besar
Kami memutuskan untuk berselancar, tapi sepertinya ombak di Bali memiliki rencana sendiri. Saya terjebak di dalam ombak raksasa! Setelah serangkaian gerakan acak yang saya klaim sebagai "teknik selam super", saya akhirnya muncul di atas ombak. Mungkin tidak seperti surfer pro, tapi paling tidak saya tidak mengacaukan laut.
Hari Ketiga: Kura-Kura Pemberontak dan Pencarian Misterius
Kami berjalan-jalan di pantai, dan di sana, kura-kura dengan pribadi yang pemberontak memutuskan untuk mengambil sandal saya sebagai harta karunnya. Setelah beberapa jam mencari, kami menemukan kura-kura itu dengan sandal saya di punggungnya, mengibaskan kakinya sambil berteriak, "Ini milikku sekarang!" Kura-kura itu mungkin menang dalam pertempuran, tapi kami menang dalam perang.
Hari Keempat: Spontanitas yang Tak Terduga
Di tengah perjalanan kami ke pura terkenal, ban mobil kami tiba-tiba meledak. Tapi, untungnya, sopir kami adalah pakar DIY, dan dengan kreativitas dan tali yang dia temukan di bagasi, kami berhasil memperbaiki ban dan melanjutkan perjalanan dengan gembira. Siapa sangka keahlian bermekanik bisa berguna saat sedang berlibur?
Hari Kelima: Kuda Kepala Batu dan Keahlian Equestrian Saya yang Nihil
Kami mencoba naik kuda, dan kuda yang terkesan dengan kesadaran dirinya sebagai makhluk paling menawan di pulau itu memutuskan untuk mengacaukan jalur kami. Saya merasa seperti boneka di tangan kuda itu yang berjalan dengan pandangan bangga. Setidaknya, saya berhasil turun tanpa cedera berarti, meski harga kehormatan saya sedikit terluka.
Hari Keenam: Kulineran Tak Terduga dan Percobaan Keterampilan Memasak
Mencoba masakan lokal, saya mencoba membuat sate dengan resep yang saya ingat dari acara memasak di TV. Ternyata, saya hampir membakar dapur! Sementara saus sate saya terlalu pedas untuk ditangani, tetangga kami mendapat kesempatan untuk menghadiri pertunjukan api spontan dari dapur kami. Setidaknya, semuanya berakhir dengan perut keroncongan yang puas.
Hari Ketujuh: Perpisahan yang Penuh Drama dengan Kura-Kura Pemberontak
Sebelum kami kembali, saya memutuskan untuk mengunjungi kura-kura pemberontak sekali lagi. Kali ini, saya datang dengan buah tawar, dan setelah perang damai yang singkat, kura-kura itu akhirnya melepas sandal saya dengan hormat. Meski berat hati, saya meninggalkan kura-kura itu dengan penghormatan yang pantas.
Selamat tinggal, Bali, dengan kenangan yang tidak akan pernah terlupakan, dan satu kura-kura yang sangat tertawa pada akhirnya.